Bola.com, Jakarta - Di pentas sepak bola Indonesia, sosok Bojan Hodak mungkin baru akrab terdengar mulai tahun ini. Tepatnya setelah dia didapuk sebagai pelatih kepala PSM Makassar di Liga 1 2020.
Namun, tidak halnya dengan masyarakat sepak bola di Malaysia. Mereka sudah lebih familer dengan Bojak Hodak lantaran telah berada terlibat di sepak bola Malaysia sejak 2012.
Menjadi pelatih PSM merupakan kali pertama pelatih asal Krosia itu bersentuhan langsung dengan sepak bola Indonesia. Ia meneken kontrak dengan PSM pada akhir tahun 2019. Durasi kontraknya satu musim dengan opsi perpanjangan.
Saat ini Bojan Hodak menanti Liga 1 2020 bergulir lagi. Kompetisi kasta tertinggi di Indonesia ini terhenti sementara akibat pandemi virus corona, sama halnya mayoritas kompetisi di banyak negara lain di dunia.
Dia memutuskan kembali ke Kuala Lumpur, kota di mana dia tinggal bersama keluarganya, tak lama setelah Liga 1 2020 dihentikan sementara. Bojan Hodak berstatus permanent resident Malaysia.
PSM tercatat baru menjalani tiga pertandingan di Liga 1 musim ini. Tim Juku Eja mencatatkan satu kemenangan dan dua hasil imbang. Bojan Hodak juga telah mendampingi tim di ajang Piala AFC 2020.
Total, Bojan Hodak baru sekitar 2,5 bulan menangani PSM langsung di Makassar.
Kendati terbilang masih singkat, pelatih berusia 48 tahun itu telah mendapatkan impresi baik terhadap sepak bola Indonesia. Ada beberapa hal yang menjadi sorotannya, mengingat ini kali pertama dia terjun langsung di panggung sepak bola Indonesia.
Satu di antaranya adalah antusiasme suporter Juku Eja.
"Ada begitu banyak suporter ketika klub mengenalkan pemain dan tim pelatih baru. Hal semacam ini tak pernah terjadi di negara lain, tapi di Indonesia, hal seperti itu biasa," ujarnya.
"Sepak bola Indonesia memiliki potensi luar biasa. Mereka memiliki penggemar yang bersemangat dan mereka tipe yang akan selalu mendukung tim, apakah menang atau tidak. Para penggemar juga merupakan kontributor besar terhadap keuangan klub melalui pembelian tiket," imbuh Bojan Hodak.
0 Komentar